Kita nggak mau dong over acting untuk menarik perhatian dan simpatik orang seperti itu, tapi ngorbanin ridhanya Allah. Bisa gak yah muslimah tampil gaul tapi syar’i? Sebenarnya kayak apa sih tampil gaul, modis tapi tetap syar'i. Nah kalo kamu ingin jadi muslimah gaul tapi syar'i, kamu kudu ngikutin rambu-rambu Allah dibawah ini.
1.Berbusana muslimah
Islam juga mengatur urusan pakaian. Ada dua busana yang wajib dipakai seorang muslimah yaitu khimar (kerudung) dan jilbab. Di masyarakat, orang menyamakan begitu saja antara kerudung dan jilbab.
Kerudung adalah penutup kepala atau pakaian atas. Batasan kerudung, minimal dua kancing paling atas baju atau tepat diatas dada. Selain itu tak membentuk kepala. Kadang karena pengen tampil trendy, perempuan suka niru gaya kudung gaul ketat menutup kepala dan leher saja. Bahkan tanpa sadar kelihatan warna kulit lehernya. Nah, gaya seperti ini sebenarnya belum sesuai dengan syar'i. Perintah memakai kerudung ini ada di
”Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya…..”[1]
Jilbab sendiri dalam kamus bahasa arab Al Munawir artinya baju longgar yang terus kebawah tak berpotongan. Rambu-rambu dalam berjilbab antara lain menutupi seluruh tubuh selain yang dikecualikan, tidak tembus pandang, tidak ketat sehingga membentuk lekuk tubuh, tidak menyerupai pakaian laki-laki dan tidak menyerupai pakaian ‘khas’ milik orang kafir atau pakaian orang fasik. Kewajiban berjilbab ini dalam firman Allah SWT.
"Wahai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu, dan istri-istri orang Mukmin, hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah dikenal sehingga mereka tidak diganggu.”[2]
Terkadang, anda dan kebanyakan wanitapun merasa perlu untuk membuat diri dan penampilan lebih dari biasanya ketika mendatangi suatu acara khusus, misalnya di undang ke acara walimahan teman atau saudara, undangan dari relasi, atau saat-saat yang dianggap khusus, misalnya pada hari raya, atau mendatangi mesjid akan meluangkan waktu sedikit banyak untuk memperhatikan keserasian busana yang akan kita pakai. Tidak hanya untuk pribadi, kadang untuk pasangan kita dan anak-anak kita. Hal ini dilakukan semata-mata ingin menghormati si pengundang dan tentu saja dengan penampilan yang sedikit berbeda akan menambah kesan yang berbeda pula. Sebenarnya hal ini tidaklah berlebihan sebagaimana disebutkan dalam hadist
”Seseorang bertanya : Bagaimana tentang seseorang yang suka mengenakan pakaian dan sepatu yang indah-indah?Rasulullah menjawab : Semua ciptaan Allah adalah indah dan Dia menyukai keindahan.”[3]
Bahwasannya Allah itu indah dan menyukai keindahan. Asalkan tidak dilakukan berlebihan dan tidak menjadikan diri kita sombong. Dan tentunya diniatkan semata-mata hanya untuk mencari keridloan Allah
2. No Ikhtilat, No Khalwat
Ikhtilat itu berasal dari kata akar Ikhtalataa-yakhtalitu-Ikhtilaah.. yang bermaksud bersama-sama atau bercampur baur.. yakni dalam hal hubungan sesama insan, bercampur lelaki-lelaki dan perempuan-perempuan dalam satu majlis atau suasana dsbnya..
Nggak semua ikhtilat dilarang sih. Di bidang muamalah seperti pendidikan, jual beli, medis, persaksian di pengadilan ikhtilat diperbolehkan, namun juga dengan batas tertentu pula.
Khalwat adalah berasal dari kata asal Khalaa-Yakhluu-Khalwah.. yang bermaksud menyendiri atau pun bersendirian.. Secara istilah, khalwat digunakan untuk hubungan antara dua orang di mana mereka menyepi dari pengetahuan atau campur tangan pihak lain, kecuali hanya mereka berdua.
Orang yang menyendiri di waktu malam dan bersolat malam juga dipanggil berkhalwat yakni dengan Allah swt.. Dalam hubungan pergaulan antara lelaki dan perempuan, ketika mereka asyik dengan urusan mereka berdua saja, atau berbicara hanya empat mata berdua, tanpa menghendaki ada orang lain disebut berkhalwat.
Berkhalwatnya lelaki dan wanita yang bukan mahram adalah hal yang diharamkan di dalam syariat Islam. Dan Rasulullah SAW telah bersabda:
”Jangan sekali-kali seorang pula-laki menyendiri (khalwat) dengan wanita kecuali ada mahramnya. Dan janganlah seorang wanita bepergian kecuali bersama mahramnya.” [4]
3. Jaga Pandangan
Dari mata jatuh ke hati. Exactly. Hati yang kotor berawal dari ketidakbisaan menjaga pandangan mata. Mata adalah jendela hati. Berapa banyak jatuhnya korban akibat kerlingan mata yang membawa kehancuran dan penderitaan. Sudah amat banyak kita dengar kasus-kasus perbuatan keji yang dilakukan oleh para pemuda (perzinaan, homoseks, lesbian), suami-istri yang bercerai, atau menderitanya anak-anak sebagai korban. Semua bencana ini berasal dari pandangan mata, sebagaimana kata penyair, “Pandangan, lalu senyuman, kemudian salam dan bicara, lalu janji, kemudian pertemuan”. Pandangan melahirkan lintasan pikiran, lintasan pikiran melahirkan nafsu syahwat, nafsu syahwat melahirkan kemauan yang kuat, sehingga menjadi tekad yang bulat. Dari sini dapat dipastikan akan muncul suatu perbuatan, selama tidak ada penghalang. Mustahil bisa terjaga kehormatan dan kesucian keluarga kecuali dengan menahan diri dan menjaga pandangan mata.
Menundukkan pandangan artinya kita melihat sesuatu itu no feeling. Natural dan biasa aja gitu loh. Termasuk melihat makhluk bernama pria. Emang sih, kalau dituruti siapa bisa nolak pemandangan cowok cool lewat di depan mata. Pengennya ekor mata ngikutin sampai si doski hilang dari pandangan. Ampe lupa tu di depan ada tiang listrik menanti. Wadauw kejedot... sakit booo.
Makanya kalau bertemu dengan lawan jenis terus ada sesuatu perubahan di diri kita sehingga menimbulkan silah jinsi (perasaan yang mengarah pada hal yang istimewa), itulah saat tepat untuk segera membalikkan pandangan mata dari obyek semula. Pandangan pertama rezeki, selanjutnya.... ghadhul bashar dong.
So, kamu jadi paham kan, nggak bener tuh kalo kita menjadi muslimah yang kaffah, terus dibilang nggak gaul. Eiittss.. yang terpenting adalah akhlaknya baik. Buat apa tampang modis, gayanya necis, mirip selebritis tapi akhlak ngikutin teletubies ? Kita bisa kok gaul n modis. Biar funky asal syar'i... ^_^
Wallahualam bishawab..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar