Setiap wanita pasti menginginkan cantik. Walaupun banyak yang mengatakan bila cantik itu adalah relatif, tapi idealnya cantik itu ya bersih, putih, tinggi. Semua wanita begitu mendambakannya, sampai-sampai rela mengeluarkan materi yang tak sedikit demi memenuhi kepuasan batinnya, cantik. Atau seandainya pun sudah memiliki kecantikan, maka akan berusaha mempertahankan kecantikan itu dengan materi yang tak sedikit pula dan dengan berbagai cara. Operasi, bedah, laser dll. Di era modern seperti sekarang ini teknologi semakin canggih, manusia bisa berbuat semaunya dengan fasilitas yang ada.
Allah SWT menciptakan wanita lengkap dengan software keindahannya. Namun terkadang, banyak wanita yang tidak memahami bagaimana memelihara kecantikan yang telah dikaruniakan Allah, sehingga tidak sedikit di antara saudara-saudara kita yang terjurumus karena kecantikan mereka. Memperlihatkan kecantikan yang tidak semestinya diperlihatkan kepada nan mahram. Apalagi bila mempertontonkan dengan bangga dan bahagia karena menganggapnya sebagai suatu kelebihan. Bahkan, ada yang memperlihatkan auratnya dan melenggak-lenggok di depan kaum adam atau malah ada yang sambil colak-colek.. naudzubillah..
Pada dasarnya wanita itu tidak ada yang jelek, tapi kalau ada yang lebih cantik itu mungkin. Walaupun secara dzahir gendut, pendek, kecil, hitam sekalipun. Itu bukanlah lebel jelek yang diberikan kepada wanita. Karena apa pun bentuk dan rupanya, Allah adalah sebaik-baik pencipta dan telah menciptakan makhluk dengan sebaik-baik bentuk sebagaimana dalam firman-Nya :
”Yang telah menciptakan kamu lalu menyempurnakan kejadianmu dan menjadikan (susunan tubuh)mu seimbang. Dalam bentuk apa saja yang Dia kehendaki, Dia menyusun tubuhmu”[1]
Setiap wanita terlahir dengan segenap potensi keindahan yang melekat pada dirinya, dengan kadar yang berbeda-beda. Setiap kadar potensi tersebut adalah amanah yang harus dijaga. Dan yang terpenting, bagaimana memaknai, mensyukuri dan mengelola potensi yang ada.
Kecantikan, bukanlah semata wajah dan tubuh. Ada sebentuk kecantikan yang wajib dimilki wanita. Kecantikan yang pasti bisa diraih oleh semua wanita. Jika ia ikhlas beramal, jika ia giat berusaha, jika ada tawa dalam setiap duka, jika terlena dengan untaian doa dan ridha terhadap semua ketentuan-Nya. Itulah kecantikan sejati, kecantikan yang hakiki dan kecantikan yang abadi yang tak akan luntur ditelan masa dan usia.. Apalah artinya keindahan rupa dan raga tanpa disertai kecantikan jiwa dan pekerti. Cantik raga dan jiwa, adalah kecantikan seutuhnya.
Kecantikan secara fisik seringkali menjadi standar penilaian seseorang. Padahal fisik adalah pinjaman semata yang suatu saat nanti harus dikembalikan kepada sang pemilik dan pastinya akan dimintai pertanggung jawabannya. Raga seseorang hanyalah media, yang hendaknya digunakan untuk melakukan ketaatan, dengan meluruskan hati dan jiwa, serta melaksanakan amal ibadah. Padahal, hati dan amallah yang menjadi ukuran. Bentuk fisik seseorang tidak akan mempengaruhi nilai seseorang di sisi Allah. Allah tidak melihat seorang hamba dari fisiknya, ta peduli ia cantik atau jelek, miskin atau kaya, pintar atau bodoh. Maha suci Allah, yang tidak membeda-bedakan wujud ciptaan-Nya..Sebagaimana yang tercantum dalam Al-Qur’an :
“Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.”[2]
Dari Abu Hurairah RA, ia berkata, telah ditanyakan kepada Rasulullah Saw :“Wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling mulia? Rasulullah Saw menjawab, Orang yang paling bertakwa.”[3]
Jika merasa tak cantik…
Banyak wanita yang merasa dirinya tidak cantik, biasa-biasa saja atau bahkan merasa jelek. Hal ini dapat menyebabkan perasaan rendah diri, kurang percaya diri dan minder. Akibatnya enggan untuk mengajak dan menyeru kepada kebaikan (dakwah) dengan alasan karena tidak cantik sehingga apa yang dikatakannya tidak didengar oleh objek dakwah tersebut. Perasaan itu seharusnya tak perlu hadir, jika ia memahami bahwa keindahan fisik adalah karunia sekaligus ujian bagi orang-orang yang memahaminya. Kalaupun Allah menghendaki dirinya mendapatkannya, seharusnya ia bersyukur karena ia terbebas dari ujian kecantikan. Kalaupun fisik yang ia miliki tersebut mendatangkan celaan atau cemoohan, seharusnya pula ia bersabar atasnya. Bukankah setiap orang diuji sesuai kadar keimanannya masing-masing? Dan Allah tak akan memberikan kemampuan diluar kemampuan hamba-Nya?
“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya………”[4]
Kalau pun kita (merasa) tidak cantik, sadarilah bahwa Allah memberikan potensi selain indahnya fisik dan jelitanya paras; yaitu hati, jiwa, dan akhlak. Kebersihan dan sehatnya hati, ketenangan jiwa serta kemuliaan akhlak akan menjadi sumberdaya yang luar biasa. Bahkan melebihi kecantikan raga.
Kecantikan fisik tidak menjamin kebahagiaan seseorang. Untuk apa cantik tapi tidak cerdik? Tidak pandai dalam memenej waktunya, aktivitasnya, terlebih hatinya. Bagaimana mungkin dapat menciptakan kebahagiaan bila hidupnya tak teratur, waktu sering diulur-ulur, bukannya hidup maju malah mundur. Oleh karena itu tidak cantik bila tidak cerdik. Sebaliknya seseorang dapat dikatakan cantik bila cerdik, cerdik disini memiliki pengertian luas, cerdik dalam segala hal dan dalam segala bidang. Tak terbayang bila menjadi muslimah yang cantik dan cerdik. Seperti lahirnya sosok muslimah yang sempurna. Hmmm.. sepertinya bukan sempurna, tepatnya adalah ideal. Tidak ada manusia yang sempurna karena kesempurnaan hanyalah milik Allah.
Kalau mau cantik harus cerdik ... cerdik dalam segala hal dan dalam segala bidang. Sebagaimana kita ketahui pertumbuhan wanita lebih tinggi daripada pria dan jumlahnya pun lebih banyak daripada pria sehingga banyak sekali tugas yang dialihkan kepada wanita. Sejumlah perusahaan, terutama perusahaan iklan melirik wanita untuk menjadi ikon produknya karena wanita menyimbolkan keindahan. Balik lagi kepada banyaknya tugas yang diemban wanita, berbagai macam tugas mulai dari rumah tangga sampai kantor. Tak banyak manusia yang berhasil dan sukses menyelesaikan sejumlah tugas yang ada. Bila dia berhasil menyelesaikan tugas kantornya, belum tentu dia berhasil menyelesaikan tugas rumah tangganya. Begitu juga sebaliknya. Seringkali salah satunya ada yang terbengkalai. Naaahh... yang dikatakan cantik itu adalah bila ia cerdik memenej keduanya dengan baik. Dapat memilih mana yang lebih penting, mana harus lebih diutamakan, mana yang harus segera diselesaikan.
Wanita cantik memang banyak, tapi jarang yang cantik pula akhlaknya, rapih penampilannya, tertutup auratnya, sopan perilakunya dan lembut tutur katanya masih sangat sedikit jumlahnya. Ibarat bunga yang indah, tapi tak wangi. Oleh karena itu, dapatkanlah kecantikan sejati. Kecantikan berupa hati yang dekat dengan illahi dan budi yang selalu mengabdi pada rabbul izzati. Ingat kecantikan itu memancar dari dalam ke luar, bukan sebaliknya. Sehingga tanamilah hati dengan keimanan dan kebenaran (Al-Haq), berdasarkan keyakinan (aqidah) yang lurus, yang dilandasi ilmu yang benar (shahih). Kemudian, hiasilah dengan perbuatan (akhlak) yang baik, sebagai buah dari suburnya hati dan berseminya tunas iman. Wajah, perilaku dan kepribadian kita akan nampak cantik sekali. Pesona kecantikan yang sesungguhnya, bukan pesona semu yang kasat mata. Bahkan, biar rupa tak jelita, tapi perangainya istimewa. Subhanallah akhirnya terbentuklah wanita mulia..
Wanita mendapat rekomendasi Al-Qur’an untuk menduduki peringkat tertinggi keindahan-keindahan yang diinginkan manusia.
“Dijadikan indah (pandangan) manusia apa-apa yang diingini yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang ternak dan sawah lading”[5]
“Dunia adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita salehah” [6]
Wanita yang shalihah adalah wanita yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Kemuliaan bukanlah sekadar kecantikan fisiknya. Justru ia berusaha menjaga kecantikan dirinya agar tidak menjadi fitnah bagi orang lain. Saat mendapati keterbatasan fisik pada dirinya, wanita salehah tidak akan pernah merasa minder, kecewa dan gelisah. Karena ia paham bahwa hal itu akan menjerumuskan pada sikap kufur nikmat. Dia tidak akan merasa inferior dengan keterbatasan fisiknya, karena ia sadar sepenuhnya bahwa nilai kemuliaan adalah keimanan dan ketakwaan. Bukan tampilan lahiriah.
Ia memiliki komitmen kuat dalam berpegang teguh terhadap syari’at-Nya. Ia menjaga kehormatan dan harga dirinya (iffah). Ia menghiasi dirinya dengan rasa malu, yang dapat meredam keinginannya untuk berbuat cela dan mengontrol perilakunya. Lisannya basah dengan zikir, jujur, dan jauh dari kekejian, cacian, olok-olok, ghibah (menggunjing) dan mamimah (mengadu domba). Ia juga menahan hatinya dari hal-hal yang diharamkan Allah.
Hatinya terbebas dari segala bentuk penyakit hati. Hatinya salim dan penuh dengan kelembutan, dermawan, penyayang, qonaah dan tawadhu’.
Ia selalu berbuat baik dan penuh bakti kepada kedua orang tuanya (birrul walidain). Jika ia telah bersuami, ia berbakti dan senantiasa mena’ati suaminya dalam hal yang makruf, berusaha mencari ridha suami, membahagiakannya.
Begitulah potret wanita yang cantik nan cerdik
Wallahualam bishawab..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar