T ak ada yang bisa menyangkal, bahwa tidak ada seorang pun yang steril dari yang namanya cinta. Semua manusia pasti pernah merasa cinta, mencintai atau dicintai. Meskipun ia adalah aktivis dakwah, meskipun ia telah setingkat da’i atau da’iyah, meskipun ia seorang ulama sekalipun. Tak ada yang bisa mencegah datangnya cinta, cinta bisa menyapa kapan saja dan dimana saja tidak terbatas oleh ruang dan waktu. Cinta tidak akan membuat manusia menjadi hina bila dapat mengelolanya dengan baik dan dengan landasan yang baik. Landasan cinta tertinggi semata-mata adalah cinta karena-Nya. Sebaliknya, cinta bisa juga membuat manusia menjadi hina bila menjadikan cinta buta, menjadikan cinta sebagai nafsu semata. Solah-olah semua menjadi wajar dengan dalih adanya cinta.
Kita akan bicara tentang cinta. Tak ada yang salah dengan cinta. Sesuatu yang Allah tanamkan fitrahnya pada setiap jiwa. Tapi alangkah hinanya bagi pecinta yang terbelenggu oleh cintanya.
Duhai saudariku…….Mencintai itu adalah kewajaran……..!!! Apalagi bagi seorang wanita yang telah memasuki usia dimana kebutuhan kasih sayang dan penjagaan dari seorang lelaki sudah sangat dirindukannya. Seiring dengan bertambahnya usia akan semakin membutuhkan cinta. Tapi ingatlah wahai sahabatku, janganlah engkau tanggalkan kehormatanmu dengan mengumbarnya di antara manusia. Dengan cara apapun, dengan dalih apapun, dengan susunan kata semanis apapun, sekuat apapun dorongannya jangan engkau tertipu oleh rayuan syaitan. Betapa senangnya syaitan bila manusia telah terkena tipu dayanya. Bila kita mengamati fenomena yang terjadi di sekitar kita yang dikatakan mengalami perkembangan zaman adalah dimana para remaja berkumpul bercampur bersama antara pria dan wanita, semua terlihat biasa saja karena mereka menganggap atas nama cinta.
Panah yang akan membuat manusia mabuk cinta dan menjadikan halal segala cara apapun untuk mendapatkannya. Maka jadilah sms merah jambu, surat-surat cinta, dan lainnya yang padahal bisa jadi syaitan telah mengemasnya menjadi kemasan cantik yang akan mengundang kemurkaan Allah.
Tak usahlah kau melihat para wanita diluar sana yang berlomba-lomba meragakan busana indah, tak usahlah kau melihat wanita disana yang berlomba memamerkan suara merdunya, tak usahlah kau melihat wanita disana yang berlomba dengan segala cara untuk mendapatkan dunia dan harta. Cukup hanya menjadikan mereka sebagai ladang dakwah kita. Mungkin selama ini mereka tidak tahu, mungkin mereka khilaf, mungkin mereka terlena dan tergoda oleh kenikmatan sesaat. Dan itu tugas kita untuk kembali menyadarkannya, untuk mengajaknya kembali ke shiraathal mustaqim.
Yang menjadi persoalan adalah, bagaimana mungkin kita akan menyadarkan mereka bila kita sendiri sering khilaf. Bagaimana mungkin akan mengajak mereka bila kita sendiri sering malas. Bagaimana mungkin akan memberitahu mereka sedangkan kadar keilmuan kita sendiri masih dangkal..
Saudariku…..Bersabarlah di saat malam gelap gulita membekap, karena fajar yang terang akan terbit setelah melewati perjalanan malam yang kelam. Bukankah bila malam semakin gelap maka pertanda bahwa mentari akan segera terbit? Bersabarlah diantara sujud panjangmu, diantara harap dan diantara do’amu kepada Allah dengan kedatangan pangeran yang akan menjemputmu. Bersabarlah terus di antara dua lelehan air matamu karena berharap yang terbaik dariNya. Selama kau merasa belum baik, maka teruslah untuk memperbaiki diri. Karena manusia yang baik adalah manusia tidak akan merasa dirinya baik.
Sungguh itu lebih baik bagimu dan yang lebih Allah ridhoi daripada selainnya. Walaupun sulit, terasa berat, tidak tahan menunggu kepastiannya, namun tetaplah seperti itu, sabar, sabar dalam penantianmu. Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang terbaik bagimu. Memanfaatkan moment menunggu dengan mengisi hari-hari kita dengan sesuatu yang bermanfaat sambil terus berusaha memperbaiki diri. Terus cari apa yang menjadi kekurangan diri dan terus perbaiki.
Bukankah janji Allah sudah jelas:
“…… dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula).”[1]
Terasa sulit memang….. hati itu terkadang begitu cepat berbolak balik. Terkadang ia kuat bagai benteng kokoh, tapi terkadang pula ia rapuh hingga mudah dihempas terpaan badai ujian. Di satu sisi kita senantiasa menginginkan tunduk pada perintah-perintah Allah, perintah menundukkan pandangan, perintah mengulurkan jilbab, perintah terus memperbaiki diri dari hari ke hari. Tapi disisi lain kita seringkali terlena dan khilaf melihat dan merasakan keindahan kilauan dunia.
Namun, di sisi lain syaitan senantiasa bergerak dan bekerja untuk menggoda manusia. Syaithan memilik seribu satu cara untuk membuat manusia tergelincir ke lembah kehinaan dan tabiat syaithan adalah tidak mudah putus asa. Sehingga terkadang dalam penantian panjang ini ada kalanya terselip pandangan yang belum halal, ada perkataan yang belum halal, ada usaha mencari perhatian yang belum halal.
Saudariku…..
Saat ini, di tengah malam ini mari kita tengok jendela-jendela yang terbuka. Di atas ribuah sajadah, bersimpuh wanita-wanita yang sedang merindu. Tetesan-tetesan air mata mereka terus membasahi bumi, air mata mujahidah yang sangat takut tergelincir kepada kemaksiatan. Berjuta sorotan mata yang hanya ditujukan kepadaNya.
Dan engkau ….., apakah engkau termasuk bagian dari wanita bersimpuh itu? Apakah engkau termasuk dari wanita yang menitikan air mata hanya karena taku berpaling dari-Nya? Apakah engkau termasuk bagian dari wanita yang bersungguh-sungguh hanya mengejar cinta-Nya?. Sabarlah.... Benar itu membutuhkan pengorbanan yang besar. Dan itu tidak mudah. Tapi tidak ada yang salah dengan janji-Nya. Janji-Nya adalah suatu kepastian yang akan segera dipenuhi, bila tidak sekarang, mungkin nanti, bila tidak di dunia mungkin di akhirat. Allah tidak akan mengingkari janji-janji-Nya. Tentang kapan memenuhi janji-Nya tersebut Allah maha tau kapan waktu yang tepat dan yang terbaik dan janji-Nya itu adalah keniscayaan terindah, walau itu harus kau tebus dengan kesabaran yang panjang, dengan pengorbanan yang besar, dengan air mata yang berlinang. Janganlah lelah berusaha, bergerak, berjuang dan berkorban.
Semua hanya untuk Rabbmu. Sungguh itu bagian dari tarbiyah dengan cara yang berbeda. Dan Maha Benar Allah, lelaki mulia itu akan datang atas nama kemuliaan pernikahan. Tanpa engkau perlu teriaki, dia telah mendengar dengan kesediaan tertinggi akan seruan lembut Rabb-Nya, yang disampaikan kepada hamba terkasih dan utusanNya.
“Wahai para pemuda, barangsiapa telah mampu diantara kalian, hendaklah ia menikah, karena ia dapat menundukkan pandangan dari menjaga……”[2]
Lelaki yang senantiasa menjaga kehormatan itu pasti akan datang, lelaki yang setiap malam engkau tangisi itu pasti akan mengetuk pintu rumahmu, lelaki yang akan menjaga kehormtan yang senantiasa engkau jaga itu pasti akan menjemputmu dengan kesederhanaan dan senyuman terindah yang tulus dari hatinya, lelaki yang akan menemanimu sholat di malam hari, lelaki yang akan menemani perjuangan dakwahmu dan lelaki yang menasehatimu dikala senang dan menghiburmu di kala sedih. Adakah itu yang engkau harapkan wahai saudariku….???
Seringkali dikatakan, kita kan hamba..Allah Yang Maha Mengetahui, Allah Yang Maha Berkuasa ke atas kita..Jadinya layaklah kita diuji....dan terus di uji hingga ke akhir hayat kita...Namun, bila diuji dengan ujian Allah, mampukah kita menghadapinya?? Mampukah kita meredhai Qada` dan Qadar Allah...??Insyaallah, Allah mengetahui segalanya...Tempuhilah dengan sabar..Sabar dan Redha dengan ketentuan dari Allah. Sabar itu indah.....Sabar itu berbuah manis, Lakukan saja apa-apa yang bisa lakukan dan kau akan dapati buah kesabaran di akhirnya.
Rabbanaa laa tuzigh quluubanaa ba'da idz hadaytanaa wahab lanaa min ladunka rahmatan innaka antal wahhaab
Tidak ada komentar:
Posting Komentar