Welcome..

The happiest people do not always have the best stuff. They just make the best of everything that comes along the way

Rabu, 08 Desember 2010

.... Realita Saat Ini ....


“Salam ya buat Kakakmu.” Seorang akhwat berkata kepada temannya. Lalu temannya hanya tersenyum, telah sekian kali ia dititipi salam oleh teman-temannya untuk kakak lelakinya. Ia sadar, kakaknya itu ganteng, baik hati dan aktif berdakwah. Tiap mengisi kajian, tentulah gaya penyampaiannya memikat. Tiap aksi di jalan, tentulah penampilan dan orasinya bak martir yang siap mati. Membuat hati para akhwat kebat-kebit. Bahkan klepek-klepek..(hooyy.. mangnya ikan..)
 “Kamu tahu si fulan? Subhanallah dia semangat sekali ya? Ganteng lagi!”
”Ehh.. tadi aku lihat dia lagi nyapu looh.. ternyata rajin.. udah gitu sholeh pula..”
“Tau nggak, tadi aku ketemu si fulan di angkot, duh deg-degan rasanya. Semoga aku nggak jatuh cinta sama dia. Tapi….iiiihhhh ngegemessssiiiinnnn…..! bisa nggak ya aku jadi istrinya?” inilah sekelumit curhat sang akhwat kepada temannya yang lain. Fiuuhh….
 Mengapa tak mencari saja ikhwan yang siap nikah, mengapa tak berani mengajukan diri untuk dinikahi padahal itu tak akan mengurangi derajat keshalihahanmu. malu? mengapa tak meminta kepada orangtuamu atau guru ngajimu untuk dicarikan ikhwan jika anti sudah siap menikah? mengapa terus berputar pada masalah perasaan yang mengganggu gerak dakwahmu?
 *** 

“Akhi, lihat tuh yang barusan lewat! Menurut antum, kalau dikasih nilai, dia dapet nilai berapa? Hm, kalo menurut ane sih, nilai akhwat ini….di bawah enam akh! Nah kalo yang itu, sembilan akh! Subhanallah….!”
 “Ini foto2 siapa akhi?”
“Oh, itu foto koleksi akhwat yang ana ta’arufin. Udah banyak kan?”
”Udah ada yang cocok?”
”Belum.... kalau antum jadi ana, mau pilih yang mana?”
”&%^$*&*@$@UJYI%^$.....”
“Kapan target antum untuk menikah?”
“Nanti lah, cari yang paling cantik, yang paling cerdas, dan paling shalehah tentunya!”
 Mereka siap untuk ta'aruf, siap memilih akhwat tercantik, tercerdas, tershalehah tapi tak siap menikah. apalagi yang dianjurkan Rasulullah. Lihatlah agamanya yang terutama. memang tak salah memilih karena kecantikannya, tapi apakah kalian lupa bahwa kecantikan takkan utuh? setelah dia melahirkan anakmu, kecantikannya luntur. semakin tua, tak ada yang bisa kamu lihat selain kecantikan yang terus berkurang. Memang tak salah memeilih yang tercerdas, tapi apalah artinya cerdas tanpa disertai iman dan taqwa.
“Mbak, aku pasrah, mau dicarikan ikhwan mana saja. Saya sudah tak menargetkan lagi kriteria yang macam-macam. Saya ikhlas dengan segala kekurangannya….”
“Hmmm, seandainya dari dulu kamu bicara begitu, tapi kamu banyak memilih yang sesuai dengan kriteria yang ada dalam bayanganmu sementara tak mungkin mencari yang 100% pas dengan keinginan kita. Manusia itu gak ada yang sempurna ukhti. Sekarang, para ikhwan itu mundur dan sudah pada menikah semua. Yang masih muda nyarinya juga yang masih muda. Kamu berdoa terus ya, sementara itu saya juga akan bantu carikan ikhwan lagi.”
 Tak ada manusia sempurna. jika kauharapkan lelaki seistimewa Muhammad, sadarlah diri bukan Khadijah, Aisyah, Zainab dan Ummu Salamah. Jika diri menginginkan ikhwan seperti Ali, ingatlah ukhti, kita bukan Fatimah Zahra... mengapa masih memaksakan kriteria hingga usia terus memakan kita? mengapa pula menjadikan dakwah sebagai penghalang menikah padahal dua-duanya adalah perintah Allah. jangan membuat dikotomi antara dua hal itu.... tapi salut bagimu ukhti, yang sabar menanti jodoh, yang juga terus bergerak, yang tak henti ikhtiar... karena bagimu...Islam adalah nafasmu...
*** Copas dengan sedikit tambahan, Semoga bermanfaat!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar