Welcome..

The happiest people do not always have the best stuff. They just make the best of everything that comes along the way

Rabu, 13 April 2011

Jendral tak boleh mengeluh dihadapan prajurit

 “Maaf mbak..saya nggak bisa”
“Kenapa??”
“Kondisi saya lagi nggak stabil”
“What???”
“Iya..kondisi saya tidak memungkinkan, apalagi untuk amanah sebesar itu. Saya takut tidak istiqomah dan bisa menjalankan amanah dengan baik”

“Sudah cerita ke Murobi??”
diam sejenak…menghela nafas panjang kemudian menggelengkan kepala
“Kenapa???”
“Saya nggak enak mbak”
“Gak enak????”
“Kaya’a beliau juga banyak masalah, beliau pernah bilang kalau skripsinya belum kelar-kelar padahal udah dekat deadline. Belum lagi tentang masalah rumah tangganya”

Percakapan diatas sungguh pernah terjadi (walaupun terkadang terkesan berlebihan). Tapi itu kenyataan yang mungkin pernah terjadi di sekitar kita atau malah terjadi pada diri kita sendiri? (naah loo..). Pasca mendengarnya, aku cuma bisa geleng-geleng kepala, bagaimana sampai seorang pemimpin (kusebut dia seorang pemimpin bagi kelompok kecil yang ia bina) mengeluh dihadapan rakyatnya?? menyampaikan masalah yang ia hadapi hingga membuat rakyatnya menyimpan rasa tak enak untuk menyampaikan keluh kesah. Padahal tugasnya adalah mendengarkan, dan mencarikan solusi tentunya. Akibatnya FATAL, ending dari percakapan diatas adalah dia akhirnya tak bersedia menanggung amanah yang ditawarkan dengan kondisi yang sedemikian terkatung-katung. lagi-lagi aku Cuma bisa menggelengkan kepalaku sambil istighfar.

Saudaraku, aku yakin kita semua punya masalah..amanah yang berat, masalah dengan orang tua, skripsi yang gak kelar-kelar, tugas kuliah menumpuk, godaan lawan jenis, keadaan ekonomi yang kurang mendukung dan segudang masalah lainnya. Namun bagi kita yang dipercaya sebagai seorang jenderal, mengeluh dihadapan prajurit adalah tindakan yang fatal, karena alih-alih mendapatkan solusi atas masalah kita, itu hanya akan membuatnya sungkan menyampaikan kondisi buruk yang sedang terjadi yang mengakibatkan  pasukan menjadi lemah, medan yang tak dalam kondisi baik untuk bertarung, serta musuh yang mendekat dan semakin menguat. Kita, yang katanya mengaku sudah memiliki ketahanan dalam pembinaan, mestinya memiliki banyak stok ketahanan dan kesabaran hingga rasa sakit yang kita rasakan hanya akan diadukan disepertiga malam terakhir, dihadapan-Nya.

Dalam sebuah pertempuran sengit, seorang jenderal terluka parah karena anak panah yang menembus baju baja yang ia kenakan. sang penasehat panik “wahai jenderal, lepaskan baju bajamu agar aku bisa mencabut anak panah itu” tapi dengan wajah tenang jenderal tersebut berkata “aku tak pernah melepas baju bajaku di tengah peperangan, aku tak mau terlihat sakit, karena itu akan membuat lemah pasukanku”

Jadilah kuat saudaraku..meski mengeluh itu bukan tanda kelemahan tapi mengeluhlah ditempat yang tepat, mengeluhlah hanya pada Allah SWT. Jangan sampai keluhanmu mendatangkan perasaan lemah bagi orang-orang yang harusnya kau kuatkan.,

Copy plus sdikit tmbahan


Tidak ada komentar:

Posting Komentar