Karena sekarang sedang jamannya ujian, maka tidak salah seandainya saya ingin mengutip sebuah buku yang dalam salah satu bab nya membahas mengenai ilmu dalam Islam dan urgensinya yaitu dari buku "Buku Pintar Akhlak" karangan Dr. Amr Khaled. Berikut kutipannya :
Mengenai ilmu dalam agama kita, tahukah kita bahwa kedudukannya sangat spesial? Pernahkah kita berpikir untuk merenungkan apa yang ada dalam Al-Quran dan hadits Rasulullah tentang itu semua. Mengapa sampai sekarang kita negara Islam masih terpuruk? Padahal kita tahu bahwa dalam Islam kita diperintahkan untuk mencari ilmu.
Mari kita merenungkan ayat berikut :
"Katakan,'Apakah sama antara orang orang yang mengetahui dan orang-orang yang tidak mengetahui?'. Hanya orang-orang yang berakal yang dapat mengambil pelajaran." Q.S. Al-Zumar : 9
apakah sama antara orang-orang yang belajar dan hanya bermalas-malasan? Kita mungkin menjawab, tentu saja beda. Tapi, apa daya tingkat kemalasan saya sudah setinggi itu untuk belajar, sehingga saya biarkan kemalasan saya. Seandainya dalam setiap usaha kita dalam belajar itu kita mengetahui bahwa setiap huruf, tulisan yang kita baca merupakan ibadah yang akan dibalas oleh Allah kepada kita dengan pahala, apakah kita masih mau bermalas-malasan?
Seandainya dalam benak kita terhujam bahwa apa yang akan kita pelajari nantinya akan membawa manfaat bagi orang banyak dan Allah akan melipatgandakan pahala kita, apakah kita tetap mau bermalas-malasan?
Teman...., pernahkah kita mencoba untuk merenung tentang niat kita dan tujuan kita sebelum belajar. Dalam pemikiran penulis, kebanyakan kita belajar hanya untuk mengejar nilai bukan mengejar manfaat. Padahal kita mengetahui bahwa jika kita bersungguh-sungguh mempelajari apa yang kita pelajari kita dapat memberikan manfaat kepada orang-orang di sekitar kita.
Berikut beberapa penyebab mengapa kemunduran Islam yang ditulis dalam buku tersebut :
1. Kita tidak lagi menghormati ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan tidak lagi berharga bagi kehidupan kita. Karena itu, mengimpornya sudah mencukupkan kita. Padahal jika kita telusuri pada zaman Khalifah Harun al-Rasyid, beliau rela mengucurkan air ke tangan seorang ulama (yang berilmu) untuk mencucikannya sebagai bentuk penghormatan.
2. Ilmu pengetahuan di negara kita hanya berupa selembar ijazah, bukan segudang manfaat untuk umat. Setiap murid hanya belajar untuk mengejar nilai atau naik jenjang. Mari kita perhatikan sebuah contoh kasus!
Seorang mahasiswa Jepang mendapat beasiswa untuk mengambil program doktoral di Amerika. Di tengah-tengah studinya, ia berhasil mendapatkan penemuan baru. Ia lalu tidak melanjutkan studinya dan meninggalkan studinya. Ia menyiapkan sejumlah berkas dan kembali ke negerinya. Ketika orang orang bertanya, bagaimana dengan gelar doktor Anda? Ia menjawab, "Aku pergi belajar untuk menemukan perangkat ini. Karena aku telah menemukannya, ijazah tidak penting bagiku. Aku akan pulang untuk mengabdi pada negaraku" (teruslah membaca dan merenungi apa yang telah dibaca,semoga dapat jadi pelajaran)
3. Tidak ada lagi orang yang mempelajari atau mengetahui sesuatu yang disukainya. Kita tidak mengetahui apa potensi dan kemahiran yang menjadi keunggulan kita. Padahal jika kita telah mengetahuinya, mungkin selama kuliah kita dapat menelusurinya dan menjadi juara di bidang itu. Meskipun tidak salah jika kita pindah haluan setelah lulus kuliah, tapi alangkah baiknya selama kuliah kita mendalami sesuatu yang kita senangi sehingga dapat memberi manfaat kepada sesama setelah kita lulus nanti.
4. Pemahaman keliru para pemuda tentang Islam. Sebagian mereka menggambarkan Islam hanya bertempat di masjid, sehingga ketika menjadi orang taat, prestasi akademik mereka menurun. Akhirnya mereka gagal dan menjadi potret buruk dari sosok muslim dan citra Islam secara keseluruhan. Seharunsnya kita dapat menyelaraskan hal ini. Di saat kita ingin memberikan manfaat kepada orang banyak melalui dakwah dan ilmu pengetahuan, sosok muslim akan terlihat bahwa seorang muslim harus menjadi pemimpin dalam hal dakwah dan ilmu pengetahuan. Kita lhat bagaimana sosok sosok para ilmuwan Islam dahulu yang merupakan seorang ulama dan juga ilmuwan hebat.
5. Sebab yang sangat penting, kita telah menjadi umat yang tidak gemar membaca, padahal berbagai bacaan sudah semakin mudah untuk diakses, baik lewat internet maupun buku, bagi siapa saja. Lalu apa yang kita tunggu??
Setelah semua ini, semoga kita tersadarkan dengan firman Allah SWT yang berfirman
" Tidaklah kalian diberi ilmu kecuali hanya sedikit". Ya, sangat sedikit jika kita tidak menyelaraskannya dengan ayat yang lain yaitu surat pertama yang diwahyukan yaitu "BACALAH!".
Notes ini merupakan pengingat khususnya bagi saya dan umumnya bagi teman-teman membaca, semoga nantinya kita dapat saling mengingatkan bahwa kita harus memegang ilmu dan menguasainya sehingga dapat memberikan manfaat kepada orang di sekitar kita sebanyak mungkin. Saya pun jauh dari sempurna dan berusaha untuk konsisten dengan apa yang saya tulis, jika teman-teman yang mengenal saya mengetahui bahwa saya telah keliru tolong diingatkan
Selain itu, bagi teman-teman yang dalam keprofesiannya (mahasiswa) merasa telah memiliki sesuatu yang dapat dibagi dengan orang-orang di sekitarnya silahkan berbagi dengan teman-temannya yang lain. Kolaborasi kita semua akan mebuahkan sesuatu yang dahsyat jika kita mendedikasikannya bagi masyarakat di sekitar kita. Disanalah kita mengharapkan pahala Allah SWT atas kita. Bukankah tidak salah jika kita mengharap pahala dari Allah SWT ? karena itulah yang akan menjadi bekal kita di akhirat kelak.
(maaf untuk pemilik asli note ini, saya kopi..... hanya ingin share dengan saudara muslim lainnya. Mungkin bisa bermanfaat)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar