Welcome..

The happiest people do not always have the best stuff. They just make the best of everything that comes along the way

Rabu, 02 Februari 2011

Menjadi Muslimah Diam

Mungkin diantara kita sering mendengar ungkapan ”Diam Adalah Emas”. Namun diam seperti apakah yang akan menjadi emas? Tentu bukan diam karena tidak tahu, diam karena lemah, diam karena pasrah, atau diam karena menyerah kalah. Saat anda tak memiliki kata-kata yang perlu dibicarakan, diamlah. Cukup mudah untuk mengetahui kapan waktunya berbicara. Namun, mengetahui kapan anda harus diam adalah hal yang jauh berbeda. Ketika mendengar kata ”diam” biasanya identik dengan muslimah. Karena biasanya muslimah-lah yang kalem, gak banyak tingkah (walaupun banyak juga diluar sana muslimah yang ”action sana sini”). Diam memiliki nilai negatif dan positif tergantung dari cara kita menempatkan diam tersebut. Diam juga bisa menjadi suatu kelebihan dan kekurangan tergantung sejauh mana orang tersebut memahami kata ’diam’. Disini kita akan membahas ’diam’ yang menjadikan seseorang unggul dan bernilai positif. Diam apakah yang akan menjadikan seorang muslimah menjadi peribadi unggulan yang dijadikan sebagai figur dambaan umat?

©      Dewasa. Seorang muslimah dituntut untuk dewasa. Bukan hanya dewasa dari segi fisikal atau usia, tetapi dituntut untuk dewasa atau matang dalam sikap dan perbuatan. Seorang ibu dituntut untuk bersikap dewasa di hadapan anak-anak dan keluarganya. Jika seorang muslimah tidak boleh bersikap dewasa, maka ia akan tidak sabar dengan pertanyaan-pertanyaan anak-anaknya, juga dia tidak akan sabar dengan permasalahan-permasalahan yang dihadapinya.
Memang, setiap individu memiliki sisi kekanakkan dalam dirinya. Tidak menjadi masalah jika usia seseorang masih muda atau remaja tapi fikirannya dewasa. Sebaliknya, agak lucu jika seseorang yang sudah dewasa dari segi umur, namun sifatnya masih sangat kekanak-kanakkan. Seorang muslimah pun dituntut selalu berfikiran positif di setiap keadaan. Semua itu boleh diraih bila muslimah bersikap dewasa.
©      Inovatif. Seorang muslimah dituntut untuk inovatif, selalu mempunyai gagasan dan ide-ide baru sehingga segala sesuatu tidak terkesan monoton dan membosankan. Contoh, jika seorang ibu rumah tangga terus-menerus memasak masakan yang sama, tanpa ada inovasi-inovasi, tentu akan membuat anggota keluarganya bosan. Atau tatanan kamar yang sama selama bertahun-tahun, tentu akan membuat kita bosan.
Contoh, jika kepala kita sedang penuh dengan masalah, lalu kita ubah interior kamar kita, buang atau simpan barang-barang yang sudah tidak kita perlukan. Insya Allah, suasana baru akan membantu menyegarkan fikiran kita. Atau juga, jika kita memiliki beberapa pakaian lama yang masih elok, kita bisa memperbaharuinya dengan menambah atau mevariasikannya dengan baju-baju lain atau dengan beberapa aksesori, sehingga terkesan baru. Akan banyak hal-hal baru yang terciptakan yang akan membuat perubahan dalam hidup kita jika selalu berfikiran inovatif.
©      Alami. Bersikaplah wajar, alami, tidak dibuat-buat baik dalam bersikap, berbicara, berdandan, berpakaian dll kerana segala sesuatu yang berlebihan malah membuat sesuatu jadi tidak baik.
Segala sesuatu yang alami tak akan pernah lekang ditelan zaman. Biarkan segala sesuatu berjalan apa adanya, sesuai kehendak Allah.
©      Menyejukkan. Seorang muslimah haruslah jadi penyejuk bagi suami juga keluarganya. Seperti yang dilakukan Bunda Khadijah pada Rasulullah SAW ketika beliau mendapat wahyu pertama. Siti Khadijah menenangkan beliau. Siti Khadijah juga yang setia mendampingi Rasulullah SAW dalam setiap langkahnya. Seorang isteri haruslah boleh jadi penyejuk dalam setiap langkah suaminya, penerang dalam gelapnya.
Seorang muslimah harus menjadi penyejuk di tengah lingkungannya, jangan sampai jadi pemanas suasana. Banyak wanita yang menghabiskan waktunya untuk bergosip, membuat suasana menjadi panas. Seorang isteri harus dengan sabar mendampingi suaminya, kerana banyak rumah tangga yang suasananya menjadi panas, hanya kerana si isteri menuntut terlalu banyak dari suaminya. Sudah banyak diriwayatkan, bahawa sebagian besar pengisi neraka adalah wanita. Na'udzubillahi min dzalik.
Seorang ibu juga harus selalu menjadi penyejuk bagi anak-anaknya, menjadi pendengar yang setia dari setiap keluhan yang diceritakan anak-anaknya, dengan memberi thausiyah-thausiyah yang menyejukkan kalbu. Subhanallah, alangkah indahnya jika seorang muslimah boleh menjadi penyejuk pandangan setiap insan, terutama keluarganya. Dimana ia menjadi tempat yang dicari setiap orang untuk berteduh dari lelahnya, yang akan selalu siap menyambut mereka dengan senyuman yang tulus dan kata-katanya bagaikan embun di tengah gersang.
Ukhti muslimah, Saat ini kita terlalu lelah dengan berbagai kondisi yang sering tidak menentu. Maka jadilah antunna sebagai figur dambaan umat, yang dengan DIAM, antunna menjadi muslimah yang selalu dirindukan setiap orang.

Wallahu a'lam bishshawab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar